Penjelasan Fajar pendamping PKH asal Gorontalo yang dimarahi Mensos Risma

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie saat bertemu dengan Fajar Sidik Napu, pendamping PKH yang sempat dimarah-marahi Mensos Risma Kamis lalu. Fajar diundang Gubernur Rusli di kediaman pribadinya, Minggu (3/10/2021) untuk meminta maaf dan memaafkan Mensos Risma. (Foto: Salman).

TORANGPEBERITA.COM – Fajar Sidik Napu pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) yang dimarahi oleh Menteri Sosial (Mensos) Sosial Tri Rismaharini diundang Gubernur Gorontalo Rusli Habibie di kediaman pribadinya di Kelurahan Moodu Kota Gorontalo, Minggu 3 Oktober 2021.

Dalam pertemuan tersebut gubernur meminta agar pendamping PKH Fajar Sidik Napu memaafkan Menteri Sosial.

Sementara itu dihadapan Gubernur Rusli, Fajar mengaku sudah memaafkan Mensos Risma. Ia menilai sikap Mensos sebagai bentuk perhatian seorang ibu kepada anak-anaknya.

“Beberapa media juga bertanya kepada saya, apakah saya keberatan dengan tindakan kemarin? Saya membalas tidak mungkin saya memarahi orang tua yang memarahi saya, karena bagi saya itu bagian dari pendidikan ke kami,” ujarnya dikutip dari Gorontaloprov.go.id

Dirinya menjelaskan duduk pangkal persoalan yang terjadi saat itu. Ketika itu, katanya, ada 26 nama penerima PKH yang dipertanyakan oleh kepala desa kenapa uangnya belum masuk.

Baca Pula:  Investigator PBB Temukan Semakin Banyak Bukti Kejahatan Perang Rusia di Ukraina

Fajar menjelaskan karena nama nama tersebut belum masuk di daftar SP2D (Surat Perintah Pencairan Dana) yang menjadi domain Kementrian Sosial.

“Berikutnya saya jelaskan karena saat ini sedang terjadi proses pemadanan data sehingga terindikasi KPM ini dinonaktifkan dari DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial),” kata Fajar.

Menerima penjelasan itu, Risma bertanya kepada staf kementrian yang menjawab datanya ada. Begitu pula dengan jawaban pihak bank yang bertugas mencairkan dana.

“Pihak bank menyampaikan sudah dalam proses transaksi. Mendegar hal itu ibu menteri langsung berdiri ke arah saya. Padahal maksud pihak bank itu yang sudah transaksi untuk program BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) bukan penerima PKH yang ibu menteri maksudkan,” ujarnya.

Setelah peristiwa tersebut, Fajar sudah mengklarifikasi kepada ibu menteri. Ia menjelaskan jika daftar 26 nama nama tersebut masih ada di aplikasi e-pkh. Sebagian besar di antaranya merupakan penerima perluasan (PKH baru penambahan) tahun 2021.

Baca Pula:  Rusia Lakukan Kejahatan terhadap Kemanusiaan di Ukraina Hampir Setiap Hari

“Nama nama yang belum masuk uangnya itu, PKH perluasan yang pendataannya dilakukan bulan Januari dan pengaktifannya antara bulan Juni dan Juli 2021,” ungkapnya.

Sebagai koordinator PKH, pihaknya berkomitmen untuk bekerja sesuai dengan prinsip SIP yakni santun, integritas dan profesional. Pihaknya tidak pernah menghapus dan menambah data sesuka hati. Data tersebut tersimpan di Kementrian Sosial.

Fakta menarik dan bermanfaat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *