TORANGPEBERITA.COM- Setiap kepemimpinan pemerintahan pasti sering mendapat kritikan. Hal ini pun disadari oleh Bupati Bolmut Depri Pontoh selama masa kepemimpinan sejak menjabat wakil Bupati hingga bupati dua periode saat ini. Selain itu setiap tahun berbagai program telah direncanakan untuk dilaksanakan, baik segi infrastruktur, pendidikan hingga kesehatan, tentu beragam kritik dari masyarakat tetap ada.
Bertolak dari komitmen pendekatan pembangunan yang aspiratif dan berkeadilan, pemerintah tentunya banyak mengalami masa transisi, atas ketidakpuasan program hasil pembangunan yang sedang dilaksanakan.
“Kritik yang tidak solutif bahkan terkesan hoax dan menyerang selalu menjadi santapan sarapan saya setiap hari,” ujar Bupati Depri Pontoh.
Tentu semua datang dengan berbagai latar belakang keilmuan yang variatif serta afiliasi politik yang berbeda pula. Kami tahu, segenap komponen di daerah memiliki semangat yang sama dalam membangun daerah.
“Tinggalkan egoisme, hindari mencari kesalahan orang lain dan pemerintahan, tanamkan kewajiban untuk bersama membangun daerah karena ketercapaian pembangunan daerah bukan lahir dari caci maki dan menjatuhkan, tetapi lahir dari rasa kebersamaan dan kegotong royongan yang kuat antar sesama,” ajak Bupati.
Setelah 14 tahun berdiri, Bolmut terus tumbuh menjadi daerah yang semakin bersatu, semakin damai, semakin dikenal, semakin diperhitungkan, semakin makmur dan semakin demokratis.
Semua capaian ini hendaknya tidak membuat kita berpuas diri atau menepuk dada, namun perlu dimaknai semua hal yang kita capai sebenarnya adalah gabungan dari sumbangsih dan kerja keras lintas generasi, mulai dari para pendiri daerah ini, para pemimpin dan putra terbaik bangsa dan daerah ini.
Dalam konteks lain, daerah ini masih terbuka untuk perubahan dan penataan kembali. “tentang hal ini, selaku pimpinan pemerintahan di daerah saya berpendapat, sepanjang ada kepentingan dan tujuannya, sepanjang membawa kebaikan bagi daerah, sepanjang cara-caranya tepat dan tidak menimbulkan persoalan yang justru lebih buruk, saya adalah terdepan dengan itu. Kalau ada resiko dan harga yang harus dibayar, semuanya harus dikalkulasikan dengan baik, bukan dengan argumentasi apalagi asal-asalan,” katanya.
Bupati dua periode ini pun sering meminta jajarannya untuk sikapi secara responsif dan konstruktif berbagai kritik dari masyarakat.
Jawablah kritik masyarakat dengan melakukan inovasi, meningkatkan kualitas pelayanan publik. Serta memegang teguh nilai budaya kerja yaitu integritas, profesionalitas.
“Inovasi, tanggung jawab dan keteladanan. Kritikan sangat perlu dalam pembangunan daerah. Artinya dengan adanya kritik dirinya masih diingatkan soal pembangunan,” ungkapnya