TORANGPEBERITA.COM- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sudah memberikan warning dalam proses skrining. Hal ini menanggapi terkait Negara
Denmark yang menjadi negara pertama menyetop permanen vaksinasi AstraZeneca usai ditemukan kaitan antara vaksin dengan efek samping pembekuan darah.
“Kita tambahkan warning ya di dalam fact sheet, fact sheet itu adalah informasi kepada tenaga kesehatan yang menggunakan vaksin Astrazeneca itu berhati-hati untuk risiko yang dikaitkan dengan kejadian trombosis,” beber Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito dilansir dari Detik.com Jumat 16 April 2021.
Ia mengatakan meski begitu pihak BPOM memastikan proses vaksinasi AstraZeneca tetap berjalan sesuai dengan arahan Badan Pengawas Obat Eropa (EMA), lantaran kejadian pembekuan darah sangat langka terjadi. Terlebih, kejadian pembekuan darah juga belum ditemukan di Indonesia.
“Kami menyimpulkan penyuntikan dengan vaksin Astrazeneca masih bisa dilanjutkan namun kejadian-kejadian apapun menjadi pertimbangan,” kata Penny.
Ia menegaskan, sebagai kehati-hatian, seluruh tenaga kesehatan yang akan melakukan vaksinasi AstraZeneca melakukan proses skrining seketat mungkin. Terutama bagi mereka yang memiliki risiko mengalami pembekuan darah usai vaksinasi.
“Ditambahkan warning pada seleksi kejadian skrining yang akan disuntikkan Astrazeneca yang ada kemungkinan risiko mempunyai trombosis, dan juga di dalam vaksinnya ada label yang mempunyai warning ada kemungkinan kejadian blood clot trombosis tersebut,” jelasnya.
Waspadai pembekuan darah, ini kata BPOM soal vaksin Astrazeneca
