TORANGPEBERITA.COM- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga mengatakan perempuan menjadi tulang punggung pemulihan kondisi sosial dan ekonomi bangsa yang terdampak pandemi Covid-19.
“Dalam perjuangan melawan Covid-19 hari ini, laki-laki juga tidak bisa berjalan sendiri, mengingat perempuan merupakan tulang punggung dari proses pemulihan di dalam komunitas baik secara sosial maupun ekonomi. Berbagai isu yang mengiringi perempuan ini perlu menjadi perhatian kita semua. Oleh karenanya, kita semua perlu aktif terlibat untuk memangkas praktik-praktik patriarki, utamanya yang menghambat perempuan dalam menjemput berbagai kesempatan,” kata Menteri Bintang saat menjadi pembicara kunci dalam Kumparan Women’s Week 2021: The Future Makers yang dilaksanakan secara virtual.
Menurut Menteri Bintang, partisipasi yang setara dan penuh dari seluruh masyarakat termasuk perempuan menjadi kunci kesejahteraan suatu bangsa.

Oleh karena itu, ia mengimbau seluruh pihak untuk menghimpun kekuatan yang lebih besar lagi dalam menciptakan dunia yang lebih setara bagi laki-laki dan perempuan. Kesetaraan bagi perempuan harus bisa diterima dan dirasakan secara merata oleh seluruh perempuan Indonesia.
“Dalam 10 tahun ini, terakhir tren Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender (IPG), dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) secara garis besar menunjukkan peningkatan, namun masih banyak perempuan yang belum mendapatkan haknya. Ini menunjukkan bahwa perjuangan kita untuk mencapai kesetaraan gender yang merata belumlah usai,” tutur Menteri Bintang.
Menteri Bintang menambahkan perempuan merupakan kekuatan dalam seluruh sendi kehidupan. Masa depan bangsa ini turut bergantung kepada sejauh mana perempuan bisa mengambil peran, mendapatkan kesempatan yang sama, dan membuat perubahan.
Presiden telah mengamanatkan kepada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) untuk menyelesaikan isu-isu prioritas terkait dengan pemberdayaan perempuan hingga 2024, yaitu dalam hal peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender; peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan/pengasuhan anak; dan penurunan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Sebelumnya, Bupati Bolmut sendiri pernah menyampaikan pada hari ibu. Ia mengatakan ibu sebagai perempuan memiliki peran krusial dalam pembangunan daerah
Bahkan dirinya mengajak semua pihak untuk memberikan perhatian terhadap perempuan. “Dan pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor kehidupan,” ungkap Depri Pontoh.
Perempuan Indonesia masa kini adalah perempuan yang sadar dan memahami serta memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan kaum lelaki. “Prinsip kesetaraan yang mendasar tetang pentingnya pembagian tugas, peran dan tanggung jawab yang seimbang antara perempuan dan laki-laki telah mendorong keduanya sebagai mitra dalam setiap aspek kehidupan,” katanya.
Wabup sendiri mengatakan pengarustamaan gender adalah suatu strategi untuk mencapai Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) melalui kebijakan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki kedalam proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan.
Tujuan pengintegrasian gender dalam program pembangunan antara lain, untuk mewujudkan kesetaraan gender di berbagai bidang pembangunan di daerah dan mewujudkan sistem politik yang demokratis, pemerintah desentralistik.

Pembangunan daerah yang berkelanjutan serta pemberdayaan masyarakat yang partisipatif.
“Kita tentunya sepakat perempuan memiliki potensi luar biasa, tidak bisa dipandang sebelah mata, tidak bisa ditempatkan hanya sebagai kelas dua, melainkan sejajar sebagai mitra, laki-laki dalam konteks apapun,” kata wabup Lasena.
Sementara itu Februari 2021 lalu Torangpeberita.com sempat mewawancarai Misna Tanaijo (36) perempuan asal desa Batu Bantayo, Kecamatan Pinogaluman, selalu membantu suaminya pulang yang nantinya akan mencetak gula merah (Pogangga).
Pantauan media ini Misna, sambil menunggu suaminya, Misna menjaga kobaran api dalam tungku, sesekali memasukan kayu ke dalam tungku tersebut. Di atas api yang menyala terdapat satu wajan berukuran besar berisi cairan kental berwarna cokelat dan sebuah drum yang yang sudah direbus selama beberapa saat sejak pagi.
Merebus air aren (saguer) menjadi rutinitas saban hari keluarga Misna, yaitu membuat gula merah untuk dijual. Misna merupakan salah satu pembuat gula merah di wilayah Batu Bantayo, Kecamatan Pinogaluman, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut).
Lokasi pembuatan gula merah hanya dibelakang rumahnya, tepat di halaman rumahnya terdapat pohon-pohon aren, yang menjadi tempat mengambil air. Beberapa pohon sudah sangat tinggi.
Hari itu ada lima pohon aren yang diambil untuk direbus oleh Misna.

Tak berselang lama suami Misna, Helmi Eato (37) tiba di rumah dari sawah. Helmi tiba di rumah menyempatkan istirahat sejenak sebelum mengaduk air gula aren.