TORANGPEBERITA.COM- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) memiliki program pengembangan desa wisata dengan berkolaborasi.
“Terkait dengan desa wisata, kita sangat fokus ke sana. Jadi nanti ada 244 desa wisata yang kita harap dapat dikembangkan,” ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno,
Sesuai RPJMN 2020 – 2024, Kemenparekraf/Baparekraf menargetkan sebanyak 244 desa wisata tersertifikasi menjadi desa wisata mandiri hingga 2024.
“Dari 244 desa wisata, sebanyak 150 desa wisata berada di 5 Destinasi Super Prioritas dan akan kita perlebar. Sesuai arahan Presiden, desa wisata ini jadi platform yang akan kita gaspol di tahun 2021. Kolaborasi bersama KemendesPDTT tentu menjadi sangat penting, dan diharapkan adanya kesepakatan terkait daftar 244 desa wisata untuk program pendampingan desa wisata,” kata Sandiaga.
Ia menjelaskan desa wisata telah menjadi tren pariwisata dunia, yang menawarkan pengalaman liburan otentik di tengah lingkungan santai dan sehat. “Untuk itu diperlukan program-program sinergi mengembangkan desa wisata agar memunculkan daya tarik wisatawan,” ujarnya
Ia meminta Asprindo untuk mengkaji beberapa program yang tepat lainnya untuk dikolaborasikan secara strategis dengan Kemenparekraf. Sehingga kolaborasi tersebut dapat menjadi lokomotif pemulihan kebangkitan perekonomian Indonesia melalui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
“Kita perlu kolaborasi, pilih satu atau dua maksimum kolaborasi antara kita Asprindo dan Kemenparekraf. Dalam 4 pekan ke depan dapat dilanjutkan dengan MoU dengan Kemenparekraf. Jadi konkrit untuk berkolaborasi membangun sektor parekraf ini,” kata dia.
Sementara itu Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Budi Arie Setiadi, menyambut baik sinergi yang akan diperkuat dengan Kemenparekraf/Baparekraf. Desa wisata menjadi salah satu program unggulan KemendesPDTT bersama dengan Desa Digital.
KemendesPDTT saat ini sedang melakukan penyusunan rencana kerja, dimana desa wisata menjadi hal yang utama untuk dikembangkan. Tidak hanya desa wisata di 5 destinasi super prioritas, namun juga di daerah-daerah lain.
“Pembangunan pariwisata juga jangan hanya menjadikan warga desa atau masyarakat sebagai penonton, namun harus dapat melibatkan masyarakat. Sinergi dan kolaborasi sangat penting, karena kita percaya pariwisata akan menjadi leading sector yang bisa membawa Indonesia lebih gemilang dan maju. Pariwisata harus menghadirkan kemakmuran untuk warga desa,” katanya.
Bagaimana di Bolaang Mongondow Utara ?
Saat ini di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) beberapa desa sudah mengembangkan desa wisata melalui program dana desa. Bahkan sudah ada yang jalan.
Kepala dinas pariwisata Bolmut Mohammad Noh Djarumia belum lama ini mengatakan Kecamatan dan desa harus bergerak mendorong sektor pariwisata di Bolmut.
Sebelumnya Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Bolmut Fadly Usup mengatakan desa wisata ini berdasarkan RPJMdes. “Jadi yang menentukan desa wisata itu adalah desa itu sendiri melalui peraturan desa,”ujarnya.
Mengapa desa yang menentukan? Karena anggarannya dari desa bukan Kabupaten. “Karena semua aset wisata desa akan dikelola oleh Bumdes dan PAD masuk desa,”tambah Usup.
“Jadi setelah sudah jadi pembangunan atau penataan desa wisata, pengelolaannya diserahkan ke Bumdes,”tutur mantan camat Bolangitang Barat ini.
Dikatakannya, pada dasarnya wisata desa sangat menunjang menopang perekonomian desa, bisa membuka lapangan pekerjaan. “Ada lapangan kerja baru, ada lapangan usaha untuk ekonomi masyarakat kecil /UMKM dan bisa memacu pertambahan pendapatan desa untuk menunjang pembangunan di desa,”jelasnya.
© 2024 Zonautara.com Networking - Torangpeberita.com merupakan media sindikasi dengan Zonautara.com.